Waspada DBD, Imbauan Bupati Yuni Saat Safari Ramadan

SRAGEN - Perubahan cuaca ekstrem dengan hujan lebat menjadi tantangan serius bagi masyarakat di beberapa wilayah. Dalam menghadapi kondisi ini, Bupati Sragen, dr. Kusdinar Untung Yuni Sukowati mengimbau masyarakat untuk mewaspadai bahaya Demam Berdarah Dengue (DBD) dengan menerapkan pola hidup sehat.

Imbauan tersebut disampaikan oleh Bupati Yuni saat melaksanakan kegiatan Safari Ramadan 1445 H ke 10 di Desa Karang Anom Kecamatan Sukodono dan Desa Poleng, Kecamatan Gesi, Selasa (26/03/2024).

Salah satu pesan penting yang disampaikan Bupati Yuni saat sesi Dzuhur keliling dan Ashar keliling adalah mengenai pentingnya menjaga kebersihan lingkungan untuk mencegah penyakit seperti DBD. Mengingat dalam beberapa hari ini kasus DBD di Indonesia mengalami peningkatan. Termasuk di Kabupaten Sragen.

Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sragen, kasus DBD hingga Senin (25/03/2024) tercatat 129 kasus yang didominasi oleh pasien anak-anak pada usia 5-14 tahun.

"Kami tidak hanya berkunjung ke Masjid untuk silaturahmi, tetapi juga sebagai upaya untuk mengingatkan masyarakat agar menjaga kesehatan di bulan suci Ramadan ini," terangnya.

Sebagai Kepala Daerah sekaligus berlatarbelakang Dokter, Bupati menekankan pentingnya upaya pencegahan sebelum mengobati. Salahsatunya dengan gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) secara rutin dan seumur hidup.

"Gerakan melakukan PSN dilingkungan kita ini biasa disebut 3M plus yaitu menguras tempat penampungan air, menutup tempat-tempat penampungan air, dan mendaur ulang berbagai barang bekas," jelas Bupati.

Sementara yang dimaksud poin plus adalah memelihara ikan pemakan jentik nyamuk, menggunakan anti nyamuk, memasang kawat kasa pada jendela dan ventilasi, gotong royong membersihkan lingkungan terutama penampungan air.

Bupati mengingatkan jika penggunaan fogging bukan termasuk pencegahan. Karena banyak efek samping yang merugikan kesehatan baik jangka pendek maupun panjang.

"Bahaya peptisida termasuk insektisida dalam penanganan DBD menimbulkan dampak kronis bagi tubuh seperti mual, muntah, diare dan lainnya," katanya.

Selain manfaat kesehatan, kegiatan pencegahan juga menciptakan rasa kebersamaan dan gotong royong di antara warga.

"Kebersihan lingkungan adalah kunci utama untuk mencegah pengembangbiakan nyamuk yang bisa menyebabkan penyakit DBD. Dengan menerapkan tindakan pencegahan ini, kita bisa melindungi keluarga terutama anak-anak kita yang rentan terkena penyakit itu," pesannya.

Terpisah, Kabid Pengendalian dan Pencegahan Penyakit - P2P Dinkes Kabupaten Sragen, dr. Sri Subekti menerangkan saat ini ada 129 pasien yang terkena DBD dan 880 gejala Demam dengue.

"Itu pun sudah ada data baru lagi yakni 4 orang pasien yang masih tahap observasi," terangnya.

Ia berpesan apabila merasakan atau menemukan kerabat, saudara ataupun tetangga yang mengalami gejala tersebut segera lakukan pemeriksaan ke fasilitas kesehatan terdekat untuk segera mendapatkan penanganan sedini mungkin dari petugas kesehatan.

 

Penulis : Miyos_Diskominfo