Peran Signifikan Kader Kesehatan dalam Menurunkan Stunting, AKI, dan AKB di Kab. Sragen

SRAGEN – Dalam rangka menyongsong implementasi Integrasi Layanan Primer (ILP), Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Sragen mengadakan Jambore Kader Kesehatan pada Sabtu (24/8/2024). Kegiatan yang diikuti oleh 1.200 perwakilan Kader Kesehatan se-Kabupaten Sragen itu digelar di obyek wisata nDayu Park.

Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga, Petugas Promosi Kesehatan (PROMKES), Perawat, Bidan Desa, dan Dokter dari 25 Pusat Kesehatan Masyarakat (PUSKESMAS) juga turut hadir untuk mendampingi para kader.

25 Puskesmas tersebut ialah Kalijambe, Plupuh I, Plupuh II, Masaran I, Masaran II, Kedawung I, Kedawung II, Sambirejo, Gondang, Sambungmacan I, Sambungmacan II, Ngrampal, Sragen, Karangmalang, Sidoharjo, Tanon I, Tanon II, Gemolong, Miri, Sumberlawang, Mondokan Sukodono, Gesi, Tangen, dan Jenar.

Kepala DKK, dr. Udayanti Proborini, M.Kes, menuturkan bahwa gathering Kader Kesehatan baru pertama kali dilakukan secara outdoor. Di tahun-tahun sebelumnya, pertemuan Kader Kesehatan dilakukan secara indoor di gedung.

“Kegiatan hari ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi dasar Kader Kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan untuk masyarakat. Edukasi dalam menurunkan angka stunting, AKI, AKB, dan menyehatkan masyarakat diberikan untuk mengimplementasikan ILP bersama-sama.” jelasnya.

Udayanti mengatakan, berkat peran penting Kader Kesehatan angka stunting di Kabupaten Sragen tahun 2024 menurun menjadi 18,4% dari 24.3% di tahun 2023. Angka Kematian Ibu (AKI) sampai saat ini mencapai angka 9, sedangkan Angka Kematian Bayi (AKB) sebanyak 65 orang, ia berharap jumlah tersebut tidak bertambah agar AKI dan AKB mengalami pengurangan dari tahun sebelumnya yaitu 15 dan 135 orang.

“Kita masih berupaya untuk menekan angka stunting, sesuai dengan himbauan Presiden Jokowi di tahun 2024 ini diharapkan angka stunting kurang dari 14%. Ibu-ibu Kader juga terus berupaya untuk melaporkan jumlah ibu hamil, agar Bidan Desa dapat memberikan pendampingan.” lanjutnya.

Meskipun telah mengalami penurunan yang berarti, namun Udayanti mengaku kerjasama Tenaga Kesehatan (NAKES) dan Kader Kesehatan masih sangat dibutuhkan untuk menuntaskan stunting, AKI, dan AKB hingga ke akar-akarnya. Dirinya masih membutuhkan peran serta para kader dalam memberikan pemahaman kepada ibu hamil dan ibu yang memiliki balita untuk memeriksakan diri ke pusat kesehatan, melakukan imunisasi, datang ke Pos Pelayanan Terpadu (POSYANDU) agar anak ditimbang dan diukur dengan teratur, serta mengedukasi tentang pentingnya asupan gizi bagi anak-anak.

“Semua pencapaian ini berkat peran penting para kader kesehatan, tanpa mereka NAKES kita tidak akan bisa menjangkau hingga ke daerah-daerah. Kesungguhan mereka luar biasa, mereka dari kalangan masyarakat yang bekerja untuk masyarakat.” sanjungnya.

Bupati Sragen, dr. Hj. Kusdinar Untung Yuni Sukowati, juga memberikan apresiasi kepada para kader kesehatan. Ia memuji keikhlasan para kader kesehatan yang diharuskan untuk terus belajar menggunakan alat antropometri, menghitung berat badan dan tinggi badan balita secara teliti, dan memberikan penyuluhan kepada masyarakat mengenai penyakit tidak menular. Semua itu dilakukan demi menurunkan angka stunting dan memperjuangkan kualitas hidup warga yang sudah lanjut usia (LANSIA).

“Acara seperti ini sangat bagus karena bisa memberikan kesempatan ibu-ibu kader untuk refreshing dari tugas yang banyak dan beban yang berat, sekaligus ajang para kader untuk belajar bersama. Dalam suasana yang menyenangkan ini, kader dan kepala Puskesmas juga bisa sharing secara non-formal.” ujarnya.

Terkait adanya Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer, Bupati Yuni menjelaskan bahwa program terbaru Pemerintah Indonesia ini bertujuan untuk menekan angka kesakitan di Indonesia. Terlebih lagi dengan BPJS yang sudah mencapai Universal Health Coverage (UHC), kini 98% masyarakat Indonesia sudah memiliki asuransi yang membiayai mereka apabila jatuh sakit.

“Peran Kader Kesehatan sangat signifikan sebagai garda terdepan, mereka terus melakukan promosi kepada masyarakat agar mengedepankan upaya preventif. Mencegah lebih baik daripada mengobati, kesehatan tubuh itu hal yang paling penting.” tegasnya.

Sementara itu Bidan Desa Wonokerso dari Puskesmas Kedawung I, Luluk D.P, berharap di jambore berikutnya seluruh kader dapat ikut serta. Meskipun jumlah kader kesehatan di Kabupaten Sragen sangat banyak, mencapai 11.000 orang, namun Luluk ingin seluruh kader dapat berkumpul bersama untuk menikmati kebersamaan.

“Dengan adanya ILP, para kader harus menguasai administrasi dan skrining pasian yang berobat di Pustu. Melalui program nasional ini, pelayanan semakin mendekat ke masyarakat. Sekarang masyarakat tidak perlu jauh-jauh berobat ke Puskesmas kecamatan.” tuturnya.

Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa pelayanan Puskesmas Pembantu (PUSTU) menyatu dengan Puskesmas kecamatan dalam hal koordinasi untuk penjemputan dengan ambulance dan stok obat-obatan. Beberapa kasus pasien yang tidak bisa ditangani di Pustu akan dirujuk ke Puskesmas untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.

“Saat ini Puskesmas Kedawung I sudah punya dua ILP atau Pustu.” lanjutnya.

Acara yang digelar dalam rangka menyambut Hari Kesehatan Nasional pada Selasa (12/11/2024) ini diawali dengan Apel yang dipimpin oleh Bupati Sragen selaku Pembina Apel, dilanjutkan dengan senam Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) bersama.

Beberapa lomba juga diadakan untuk meningkatkan keterampilan para kader. Lomba Cerdas-Cermat menguji keterampilan Posyandu, pengetahuan AKI dan stunting, serta pelayanan ibu hamil, menyusui, bayi, balita, usia sekolah, remaja, dewasa, dan lansia. Lomba Senam Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) berdurasi 4 menit diikuti oleh 5 peserta di setiap kelompok, koreografi dipadukan dengan Gerakan tarian nasional yang didukung dengan kostum-kostum yang unik. Lomba Penyuluhan juga diadakan untuk mengetahui metode dan materi seperti apakah yang biasa digunakan para kader dalam bersosialisasi.

 

Penulis : Rindah_DISKOMINFO

Editor : Yuli_DISKOMINFO